Sabtu , 13/12/2014 15.45 WIB | Yessie Ameilya – 9news.com
TANGERANG- MUNIR, 40
tahun yang mempunyai profesi sebagai kusir kuda. Munir adalah salah satu dari
beberapa kusir kuda yang mencari nafkah di jalan swadarma. Menekuni profesi
sebagai kusir kuda dari tahun 1998. Banyak suka dan duka yang dialami oleh
Munir, seperti penyewaan kuda untuk acara sunatan atau pernikahan, namun saat
musim penghujan datang, bapak munir mengalami penurunan dalam jumlah penumpang.
Hal ini dikarenakan hujan yang membuat penumpang tidak mau repot untuk
mengambil resiko akan terkena hujan kembali bila menggunakan jasa delman untuk
sarana transportasi saat hujan tiba. dan hal ini juga mempengaruhi penghasilan
yang di dapat bapak munir. “kalau perhari biasanya 50 ribu ,itu sudah
bersih, sudah termasuk makanan untuk kuda seperti dedak, singkong dan gula
merah,” tuturnya.
Menurut Munir, penghasilannya yang sedemikian tidak
cukup untuk menutupi semua kebutuhan ia dan keluarganya. Munir yang berprofesi
sebagai kusir ini juga mengambil sambilan lain seperti memberikan jasa sebagai
ojek. Yang cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya. Tariff delman yang ditentukan
dari jauh-dekatnya jarak ini, berkisar dari harga Rp 3000,- sampai dengan Rp
10.000.
“terkadang penghasilan saya sebagai kusir kuda kurang karena
besarnya perawatan kuda suka melebihi penghasilan saya,” tambahnya.
Seorang warga pengguna jasa delman mengungkapkan bahwa
delman yang beroperasi dijalan swadarma ini ,pernah juga mengalami kecelakaan.
Seperti terserempet oleh angkutan kota yang beroperasi. Karena jalanan yang
sempit delmanpun tidak leluasa berpacu dan harus bersaing dengan kecepatan
mesin dari mobil-mobil dijalan swadarma ini. Namun warga khawatir serta tidak
leluasa menikmati waktu santai saat berdelman karena memikirkan laju delman
yang pasti terpengaruh dengan suara bising dari mesin mobil ,motor dan kopaja.
Namun warga sekitar masih banyak yang menggunakan jasa delman
“dulu saya dengan ibu saya pernah mengalami kecelakaan
karena menaiki delman. Sebenarnya bukan salah kuda atau kusirnya. Namun karena
delman beroperasi di jalan yang terbilang sempit, ya jelas bersaing dengan
angkutan kota yang tidak sabar untuk melintas. Sehingga menyenggol kuda hingga
terperosok ke pinggir selokan,” ungkap Rusmini, 43 tahun.
Maya (25), seorang wanita karirpun mengungkapkan bahwa
naik delman juga mengurangi pengeluaran biaya transportasi angkot yang naik
karena bbm yang naik.
“menggunakan delman untuk jasa angkutan mampu
mengurangi biaya transportasi saya, mengingat bbm yang saat ini sedang
mengalami lonjakan harga yang cukup tinggi,” ungkapnya.
Penggunaan jasa angkutan umum memang sudah banyak.
Namun jasa angkut menggunakan delman harus selalu dipertahankan, untuk
melanjutkan budaya dan tradisi bertransportasi sebelum adanya angkutan kota
seperti kopaja dan metromini seperti sekarang. Serta mampu mengurangi polusi
karena tidak menggunakan bahan bakar.
(yaa)
0 komentar:
Posting Komentar